Antimateri adalah materi yang terdiri dari antipartikel dari partikel yang menyusun materi biasa. Bila sebuah partikel dan antipartikelnya menyentuh satu sama lain, keduanya saling memusnahkan, artinya keduanya diubah menjadi partikel-partikel lain dengan energi yang sama menurut persamaan Einstein E=mc^2.
Antimateri tidak ditemukan secara alami di bumi, kecuali hanya dalam waktu sangat singkat dan dalam jumlah sangat sedikit (karena peluruhan radioaktif atau sinar kosmik).
Ilmuwan temukan sabuk tipis partikel antimateri mengelilingi Bumi. Temuan ini menjadi temuan pertama yang belum pernah diketahui ilmuwan sebelumnya.
Temuan yang diterbitkan dalam Astrophysical Journal Letters ini memastikan teori awal menyebutkan, antimateri dalam bentuk antifoton bisa terperangkap medan magnet planet hunian manusia ini seperti dikutip UPI.
Sejumlah kecil antifoton ini ditemukan di antara sabuk Van Allen yang memerangkap materi ‘normal’. Antifoton ini dideteksi satelit yang diluncurkan pada 2006 yang digunakan untuk mempelajari sinar kosmik alami dan partikel energi tinggi yang menuju Bumi dari Matahari dan dari luar tata surya.
"Pita ini menjadi ‘sumber melimpah antifoton di dekat Bumi," ujar penulis Alessandro Bruno dari University of Bari di Italia.
Medan magnet menjaga antifoton tetap bersatu hingga bertemu partikel materi normal dalam atmosfer Bumi ketika partikel tersebut hancur oleh cahaya, tutup ilmuwan itu.
Antiproton yang merupakan barisan tipis antimateri
terlihat untuk pertama kalinya di Sabuk Van Allen. Diperkirakan, magnet bumi
telah menjebak antimateri tersebut, hingga dapat terlihat.
Payload for Antimatter Matter Exploration and Light-nuclei Astrophysics (PAMELA) yang diluncurkan pada tahun 2006 inilah yang menemukan antiproton tersebut. Partikel sinar kosmos yang merupakan molekul pembentuk atmosfer bumi, terperangkap di sabuk Van Allen merupakan daerah magnet Bumi.
Saat PAMELA melewati anomali Atlantik Selatan, ribuan antiproton terlihat. Jumlah antiproton ini jauh di atas perkiraan para peneliti sebelumnya. Para peneliti mengatakan, ini bukti bahwa Van Allen menahan antiproton hingga antiproton tersebut bertemu dengan benda di atmosfer, atau saat cahaya menyinari mereka.
Payload for Antimatter Matter Exploration and Light-nuclei Astrophysics (PAMELA) yang diluncurkan pada tahun 2006 inilah yang menemukan antiproton tersebut. Partikel sinar kosmos yang merupakan molekul pembentuk atmosfer bumi, terperangkap di sabuk Van Allen merupakan daerah magnet Bumi.
Saat PAMELA melewati anomali Atlantik Selatan, ribuan antiproton terlihat. Jumlah antiproton ini jauh di atas perkiraan para peneliti sebelumnya. Para peneliti mengatakan, ini bukti bahwa Van Allen menahan antiproton hingga antiproton tersebut bertemu dengan benda di atmosfer, atau saat cahaya menyinari mereka.
Alessandro Bruno dari University of Bari berkata,
"Barisan ini adalah sumber antiproton yang paling dekat dengan bumi.
Antiproton dapat hilang dalam interaksi dengan konstituen atmosfer, khususnya
saat di ketinggian rendah."
Selain menemukan teori dari terperangkapnya antimateri ini, kemungkinan lain dari fungsi antimateri pun terungkap. Para ilmuwan mengatakan, mungkin untuk masa depan, antimateri dapat menjadi bahan bakar pesawat luar angkasa. (Sumber: BBC)
Selain menemukan teori dari terperangkapnya antimateri ini, kemungkinan lain dari fungsi antimateri pun terungkap. Para ilmuwan mengatakan, mungkin untuk masa depan, antimateri dapat menjadi bahan bakar pesawat luar angkasa. (Sumber: BBC)
sumber: teknologi.inilah.com
nationalgeographic.co.id
nationalgeographic.co.id
0 comments:
Post a Comment