Pada dasarnya tidak ada alat yang bisa digunakan
untuk secara langsung mengukur massa sebuah objek di langit. Massa suatu
benda langit hanya dapat ditentukan dari pengaruh gravitasinya pada benda
langit lainnya, yaitu dari gerak orbitnya. Contohnya adalah massa Matahari yang
dapat ditentukan dengan mengamati gerak orbit planet. Dan untuk penentuan massa
bintang, secara umum hanya dapat ditentukan bila bintang itu merupakan komponen
bintang ganda.
Berdasarkan Hukum Kepler ketiga, kuadrat kala
edar obyek yang mengorbit Matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak
rata-rata si obyek dari matahari. Dan hubungan Hukum Gravitasi Newton dan Hukum
Kepler ketiga bisa memberikan massa total kedua bintang dalam sistem bintang
ganda dalam hubungan :
dengan (d1 + d2) = R
P = periode orbit
m1 dan m2 = massa kedua
bintang
R = total jarak separasi antara kedua bintang
dengan pusat massa.
Hubungan tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui massa komponen bintang ganda itu.
Bagaimana dengan bintang tunggal?
Dengan diketahuinya sistem keplanetan di
bintang-bintang lain, penerapan Hukum Kepler ketiga dapat digunakan untuk
mengetahui massa bintang induk sistem tersebut.
Untuk bintang tunggal, diagram Hertsprung Russel
juga bisa digunakan sebagai faktor penentu massa. Untuk bintang di Deret Utama,
sifat-sifatnya memiliki keterkaitan yang erat dengan massanya. Massa bintang
menentukan berapa lama ia akan berada di deret utama. Semakin besar massa
sebuah bintang, maka semakin boros pula ia menguras hidrogennya sehingga
umurnya akan lebih singkat. Dengan mengetahui luminositas atau temperatur
sebuah bintang maka kita bisa menentukan massanya. Di deret utama, luminositas
sebuah bintang sebanding dengan pangkat 3,5 massa sebuah bintang.
Pada tahun 2004, untuk pertama kalinya bisa
menentukan massa sebuah bintang secara langsung menggunakan metode lensa mikro
gravitasi. Dengan teknik ini para astronom berhasil menentukan massa bintang
dengan melihat efek yang ditimbulkan bintang pada berkas cahaya yang
melewatinya
0 comments:
Post a Comment