QS 11:1
“Alif laam raa,
(inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun
dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari
sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu”.
dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari
sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu”.
QS 11:14.
“Jika mereka yang kamu
seru itu tidak menerima seruanmu
(ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan
dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka
maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
(ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Quran itu diturunkan
dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka
maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?”
Pernyataan pada ayat di
atas sangatlah menarik. Disampaikan bahwa ayat-ayatnya disusun dengan rapi
serta dijelaskan terperinci yang disusun dari Allah Yang Maha Bijaksana dan
Maha Tahu. Serinci apakah?,sedalam apakah?.
Kita manusia dengan
segala peradabannya, belum tentu mampu menyingkap semua keterperinciannya,
bahkan mungkin sampai hari penghacuran tiba. Yang menarik Surat Besi pada Al
Qur’an ini memiliki kesesuaian antara kenyataan tentang besi dan susunan ayat,
penempatan, dan lain-lainnya pada surat besi. Ayat yang tersaji seolah
memerincikan tentang Besi. “Miracle” ini kemudian dipahami setelah ilmu
pengetahuan memahami tentang unsur Besi ini.
Berikut ini kutipkan
tulisan buku karya Arifin Muftie MATEMATIKA ALAM SEMESTA Bab 9 yang bukunya
diterbitkan oleh PT Kiblat Buku Utama Bandung, 2004.
Berikut ini, bagian
yang penting mengulas tentang unsur ini :
Surat Besi (Hadid)
turun di antara masa-masa Perang Uhud, pada awal terbentuknya Negara Islam di
Medinah. Oleh karena itu, bisa dipahami jika cukup banyak ayat yang
memerintahkan pembaca untuk menafkahkan harta bagi kepentingan umum. Nama surat
terambil dari kalimat “wa anzalnal-hadida”, ayat 25. Ayat seperti ini, menurut
pandangan Malik Ben Nabi, laksana “kilauan anak panah” yang menarik perhatian
bagi kaum berakal; yang diselipkan di antara pelajaran-pelajaran yang
menyangkut ketuhanan.
Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka
mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Hadid 57: 25).
Karakter pertama yang
menarik perhatian adalah banyak penafsir menghindari terjemahan “wa
anzalnal-hadida” dengan “Kami ciptakan besi”,padahal secara intrinksik
seharusnya. “Kami turunkan besi”, sebagaimana terjemahan “Kami turun¬kan
bersama mereka al-Kitab dan mizan (keadilan, eseimbangan, keselarasan,
kesepadanan)”. Mengapa demikian? Karena dalam bayangan mufasir klasik,
bagaimana caranya besi diturunkan dari langit? Apakah dijatuhkan begitu saja?
Namun seiring dengan
perkembangan waktu, pengetahuan manusia bertambah. Ilmuwan seperti Profesor
Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi
diturunkan dari langit”.
Sains memberikan
informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan
oleh bumi sendiri. Elemen Berat Besi, Fe-57
Karakter ketiga
berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin
menafsirkan Surat Besi tanpa “membedah” elemen kimia besi berikut
karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal
sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui “keindahan” Surat Besi ini,
yang diletakkan pada nomor 57.
Nilai kata atau
al-jumal al-hadid adalah 57. Terdiri dari ‘al’ (31) dan ‘hadid’ (26) (Tabel
Bisa dilihat di Lampiran gambar)
Alif = 1, Lam = 30, Ha’
= 8, Dal= 4, Ya’ = 10, Dal = 41 + 30 + 8 + 4 +
10 + 4 = 31 + 26 = 57.
10 + 4 = 31 + 26 = 57.
FAKTA PERTAMA
Fakta menunjukkan bahwa
besi atau al-hadid mempunyai nilai (Al Jumal/Gematria Huruf) 57, sama dengan
nomor suratnya, atau (19 x 3). Kelipatan 19 dengan koefisien angka 3.
Besi, menurut Peter Van
Krogt ahli elementimologi, telah lama digunakan sejak zaman prasejarah, 7
generasi sejak Adam as. Besi adalah salah satu elemen berat, dengan simbol Fe,
atau ferrum, yang berarti “elemen suci” dari kata Iren (Anglo-Saxon). Diberi
nama ferrum, ketika pemerintahan Romawi, kaisar Roma yang bernama Marcus
Aurelius dan Commodus menghubung¬kan dengan mitos Planet Mars. Ilmu kimia
modern mengatakan bahwa besi atau Fe ini mempunyai 8 isotop, di mana hanya 4
isotop saja yang stabil, yaitu dengan simbol Fe-54,Fe-56, Fe-57, dan Fe-58
(lihat Tabel 9.1).
ISOTOP BESI
Isotop Waktu Paruh
Fe-. 52 8.3 jam
Fe-. 52 8.3 jam
FP-57 Stabil
Fe-54 Stabil Fe-58 Stabil
Fe-55 2.7 tahun Fe-59 54.5 hari
Fe-54 Stabil Fe-58 Stabil
Fe-55 2.7 tahun Fe-59 54.5 hari
Fe-56 Stabil Fe-60 1.500.000 tahun
Besi mempunyai nomor
atom 26, posisinya terletak di tengah-tengah tabel periodik. Sedangkan Fe-57,
salah satu isotop besi yang stabil mempunyai 31 neutron. Ini berbeda dengan
isotop stabil lainnya,
misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe +2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi-itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.
misalnya Fe-56 mempunyai 30 neutron dan Fe-58 mempunyai 32 neutron. Fe-57 juga diketahui mempunyai “ionisasi energi” tingkat ke-3, sebesar 2957 jk/mol (dibulatkan), energi yang keluar untuk mengubah status Fe +2 ke Fe+3. Besi sendiri mempunyai 4 tingkatan energi-itulah mengapa hanya 4 isotop saja yang stabil. Terakhir yang tidak kalah penting, Fe-57 jdga diketahui mempunyai massa atom sebesar 56,9354.
FAKTA KEDUA
Begitu kita mengenal
karakterisitik besi, kita mendapat gambaran banyak hal, misalnya:
• Salah satu isotop
besi yang stabil, Fe-57, mempunyai nomor simbol sama dengan nomor Surat
al-Hadid, dan al-jumal dari al-hadid adalah 57 juga.
• Besi mempunyai nomor
atom 26, ditunjukkan oleh al-jumal kafa hadid.
• Fe-57 mempunyi
elektron 31 buah, ditunjukkan oleh al-jumal dari kata “al”.
• Koefisien 3, dari (19
x 3), ditunjukkan dengan ionisasi tingkat energi ke-3 yang dilepas sebesar 2957
jk/mol.
Surat al Hadid
mempunyai ayat berjumlah 29 buah atau kodetifikasi 2957.
• Peneliti al-Qur’an
dari kelompok Fakir 60 di Amerika Serikat menjelaskan bahwa banyaknya kata
dalam surat ini seluruhnya adalah 574 kata, sedangkan banyaknya kata dari awal
surat sampai dengan ayat ke-25 (kata pertama) adalah 451. Bilangan 574
menunjukkan “Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada”
atau berarti juga “yang mempunyai 4 tingkatan energi”.
• Bilangan 451,
banyaknya kata, adalah jumlah bilangan nomor simbol kedelapan isotop besi:
Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe-56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60;
yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
Fe-52, Fe-54, Fe-55, Fe-56, Fe-57, Fe-58, Fe-58, sampai Fe-60;
yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57+ 58 + 59 + 60 = 451.
• Enkripsi pada keempat
isotop stabil, Fe-54, Fe-56, Fe-57, dan Fe-58 merupakan kelipatan 19
atau: 54565758 = 19 x 2871882
atau: 54565758 = 19 x 2871882
• Demikian juga massa
atom Fe-57, 56.9354 adalah: 569354 = 19 x 29966
• Bukan suatu
kebetulan, jika nomor surat dan nomor ayat besi (QS 57:25) ditunjukkan dengan
angka 19. 5+7+2+5=19.
• Bukan pula suatu
kebetulan jika Surat Besi diletakkan di tengah-tengah al-Qur’an, sebagaimana
elemen besi nomor 26 terletak di tengah-tengah tabel period***.
• Dari sisi matematika,
angka 57 clan 29 tergolong ajaib karena angka-angka tersebut merupakan:
• 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
• 57×29= 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 +…+ 57 atau (19 x 87)
Kata “besi” dalam
al-Qur’an disebut 9 kali dalam 6 ayat yang berbeda.
Surat Besi ini
menunjukkan keistimewaannya dengan berbagai cara, di antaranya adalah besi
diturunkan secara intrinksik dari langit melalui meteorit pada awal
terbentuknya bumi, miliaran tahun yang lalu.
Besi diketahui
mempunyai kekuatan yang dahsyat: inti besi dan nikel membentuk perisai medan
magnet bumi dengan energi yang luar biasa untuk menahan solar flares dan badai
magnetik angkasa.
Sedangkan nomor surat
57 sama dengan al-jumal dari al-hadid (57). Surat ini juga memperlihatkan
karakter Fe-57, salah satu isotop besi yang stabil. Selain itu, ditunjukkan
dengan kodetifikasi nomor atom (26) dan jumlah elektron (31) yang mengelilingi
inti atom besi. Kodetifikasi surat dan ayat juga ditunjuk¬kan dengan jumlah
digit nomor surat dan ayat besi (al-Hadid 57: 25), yaitu bilangan 19.
Subhanallah, alangkah
rapinya, Allah menyusun penjelasan melalui wahyuNya. Tidak ada manusia yang
menyusun suatu uraian pada suatu objek dengan rangkaian yang menjelaskan setiap
huruf dan posisinya justru pada objek itu sendiri. Memang benarlah, tantangan
Allah kepada musia dan jin, tak akan mampu membuat satu surat pun, meskipun
saling tolong menolong. Penyusunannya menggunakan ilmu Allah yang tak
terpesepsikan luasnya oleh ciptaanNya.
Wallaahu a’lam bishowab
. . .
Bumi adalah salah satu
planet di tata surya yang tidak pernah lepas dari “serangan” meteor. Meteor
yang “berhasil” jatuh ke bumi disebut sebagai meteorit. Setidaknya, ada
3% dari seluruh meteorit tercatat telah jatuh menghantam bumi terlihat.
Dua peristiwa terakhir,
yaitu meledaknya meteor di langit Rusia dan Argentina merupakan contoh
adanya “serangan” meteor tersebut yang berhasil direkam. Beberapa kalangan berpendapat
bahwa hantaman meteorit ke bumi terkait erat dengan salah satu surat di dalam
Al-Quran, yaitu pada surat Al-Hadiid ayat 25.
Pada ayat tersebut
Allah SWT berfirman:
“Dan Kami turunkan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-Hadiid: 25).
“Al-Hadiid” sendiri
berarti “besi”. Dalam ayat tersebut disebutkan وَأَنزَلْنَا (wa anzalna…).
Sebagian besar Al-Quran yang memiliki terjemahan bahasa Indonesia mengartikan
kata tersebut dengan “menciptakan”.
Namun beberapa ada yang
menafsirkan bahwa “anzalna” berarti “menurunkan”.
Hal ini terkait dengan kandungan meteorit yang terdiri dari logam. Maksudnya, salah satu asal-usul adanya logam di bumi adalah dari meteorit-meteorit yang jatuh ke bumi.
Hal ini terkait dengan kandungan meteorit yang terdiri dari logam. Maksudnya, salah satu asal-usul adanya logam di bumi adalah dari meteorit-meteorit yang jatuh ke bumi.
Menurut peneliti senior astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, meteor terdiri dari tiga jenis berdasarkan kandungannya.
Ada yang mengandung logam, berupa batuan saja, dan campuran keduanya.
Logam dalam meteor sama seperti besi dan nikel. Adapun batuan terdiri dari jenis karbon dan silikat.
“Secara ilmiah
umumnya sama seperti di bumi,” kata dia, seperti dikutip dari situs Tempo,
Selasa (4/5/2010).
Sumber : http://astuy19.wordpress.com
1 comments:
Allahu akbar..
Post a Comment